Saat ini tidak hanya di pulau Jawa saja yang terkenal sebagai pusat pembuatan kain batik. Di pulau Sulawesi pun khususnya bagian selatan, batik sudah menjadi khas di beberapa tempat dan memiliki pasar tersendiri untuk misi seni, budaya dan usaha garmen setempat. Beragam batik yang diciptakan oleh sekelompok pengrajin setempat menambah khasanah dan ragam budaya serta seni yang diwujudkan melalui batik yang berpusat di kota Makassar.
Foto dari : http://ekbis.sindonews.com/read/886506/34/mengenali-batik-khas-sulawesi-selatan-1406294043 |
1). Perhatikan motif.
Biasanya kain batik memiliki motif yang menunjukkan atau menyimbolkan sesuatu yang unik dan khas dari daerah mana batik itu dibuat. Begitupun batik yang diproduksi oleh sekelompok pengrajin Sulawesi Selatan, batik-batik ini memiliki motif dengan filosofi dan ciri khas tersendiri. Batik Sulawesi Selatan kebanyakan mengangkat aksara lontara untuk dijadikan motif batik khas daerah mereka dengan ungkapan-ungkapan atau peribahasa yang menggambarkan kebajikan yang pernah berlaku di daerah tersebut. Sama seperti kain batik Toraja yang juga memiliki kekhasannya tersendiri, misalnya gambar kerbau sebagai simbol dan lambang kebesaran atau motif burung belibis dan matahari yang menggambarkan kejayaan.
2). Perhatikan warna.
Kebanyakan batik Sulawesi Selatan mempunyai warna-warna cerah, terang dan kinclong. Beberapa pengrajin kain batik setempat mengambil warna dari tiga warna simbol kerajaan besar yang ada di Sulawesi Selatan, yaitu hijau, kuning dan merah, dimana masing-masing warna melambangkan kerajaan Luwu, Bone dan Gowa. Atau batik Toraja dengan pilihan warna utama seperti warna hitam, merah, putih dan kuning.
Untuk pewarnaannya, beberapa pengrajin masih menggunakan pewarna alami yang didapat dari tumbuhan dan merupakan tehnik menumpuk di atas warna dasar dan beberapa lainnya menggunakan pewarna yang lebih modern dengan memakai tehnik pencelupan.
Pada umumnya, selain batik Toraja yang menggunakan tehnik penumpukan warna, pembuatan batik Sulawesi Selatan dilakukan dengan cara persis sama dengan tehnik pembuatan yang dilakukan oleh pengrajin batik lainnya. Bahan-bahannya adalah sama dengan menggunakan bahan yang khusus digunakan untuk membuat batik secara umum, seperti penggunaan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain mudah luntur, ataupun pemisahan warna untuk gambar-gambar tertentu agar terlihat lebih unik.
Tehnik wax-resist dyeing merupakan tehnik yang paling populer berkembang di Toraja, dimana Toraja adalah wilayah Indonesia terbesar yang seni dan budayanya mendapat pengaruh besar dari agama Hindu di pulau Bali.
3). Perhatikan bahan-bahan.
Dewasa ini kain batik lebih banyak dibuat di atas bahan sutera, polister, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin yang menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar hingga lilin tersebut benar-benar meresap pada kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan lebih banyak dilakukan untuk motif kain dengan warna-warna pilihan yang lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, dilakukanlan pelorotan atau pemasakan kain dengan penggunaan cairan kimia untuk meluruhkan/ menguatkan senyawa lilin pada kain tersebut sehingga memperoleh kualitas yang lebih rapi.
4). Perhatikan harga yang ditawarkan.
Untuk harga kain batik Sulawesi Selatan, mereka memiliki standar harga yang beragam. Harga ditentukan dari bahan-bahan yang digunakan, tehnik pembuatan dan pewarnaan serta lamanya waktu pengerjaan batik tersebut. Kain batik cetak sutera, polister, rayon dan bahan sintetis lainnya dengan motif batik Sulawesi Selatan pada umumnya dibandrol dengan harga 100 ribu - 300 ribu rupiah per meter, adapun batik tulis biasanya dibandrol dari harga 500 ribu hingga jutaan rupiah perlembarnya.
Namun anda jangan khawatir, variasi kain dan baju dengan motif-motif batik Sulawesi Selatan yang harganya jauh lebih murah dan diproduksi untuk kenyamanan kantong anda, banyak dijumpai pada gerai-gerai batik di pasar-pasar tradisional atau pun supermarket, bagus dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari kota Makassar.
Seni kain batik Nusantara merupakan seni dan budaya milik bersama dan sudah ada sejak jaman dahulu, yaitu ketika sekelompok pengrajin kain batik mengenal teknologi tenun, mereka adalah suku Bugis dari Makassar dan suku Mandar dari tanah Toraja. Anda bisa memesan atau membeli kain-kain batik spesial di daerah ini yang memiliki kualitas kain lebih rapi dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di pulau Sulawesi.
Selamat berburu !