Siapa sih yang tidak kenal dengan boneka Barbie? Pasti semua sudah pada tahu, bahkan anak-anak usia balita juga sudah mengenal dengan baik boneka cantik bertubuh sempurna tersebut.
Boneka barbie diproduksi oleh perusahaan Amerika bernama Mattel, dan mulai diperkenalkan pada bulan Maret tahun 1959. Ruth Handler, pembuat boneka Barbie mengaku mendapatkan inspirasi dari sebuah boneka yang berasal dari Jerman dengan nama Bild Lilli.
Kalau Amerika punya Barbie, Indonesia punya Batik Girl. Batik girl merupakan boneka anggun dengan balutan kain batik sebagai busananya. Batik girl digagas oleh seorang mualaf asal Surabaya, Lusia Efriani Kiroyan. Lusia sangat peduli kepada sesama seperti para gelandangan, anak jalanan, napi wanita, dll, sehingga Lusia juga dijuluki sebagai 'Cinderela dari Indonesia'.
Lusia sering menjenguk para tahanan wanita untuk memberikan motivasi kepada mereka. Tidak hanya memberikan semangat untuk melanjutkan hidup, Lusia juga mengajarkan beberapa ketrerampilan kepada para napi wanita tersebut agar mereka dapat hidup mandiri setelah kembali ke masyarakat nanti, diantaranya adalah membuat 'Batik Girl'. Lusia bahkan turun langsung dalam memberikan pelatihan menghias boneka dan dibantu oleh beberapa orang rekrutannya. Untuk bonekanya sendiri masih impor dari Cina, sedangkan para napi hanya menambahkan kain batik sebagai pakaiannya dan mendandaninya sekreatif mungkin.
Boneka barbie diproduksi oleh perusahaan Amerika bernama Mattel, dan mulai diperkenalkan pada bulan Maret tahun 1959. Ruth Handler, pembuat boneka Barbie mengaku mendapatkan inspirasi dari sebuah boneka yang berasal dari Jerman dengan nama Bild Lilli.
Kalau Amerika punya Barbie, Indonesia punya Batik Girl. Batik girl merupakan boneka anggun dengan balutan kain batik sebagai busananya. Batik girl digagas oleh seorang mualaf asal Surabaya, Lusia Efriani Kiroyan. Lusia sangat peduli kepada sesama seperti para gelandangan, anak jalanan, napi wanita, dll, sehingga Lusia juga dijuluki sebagai 'Cinderela dari Indonesia'.
Lusia sering menjenguk para tahanan wanita untuk memberikan motivasi kepada mereka. Tidak hanya memberikan semangat untuk melanjutkan hidup, Lusia juga mengajarkan beberapa ketrerampilan kepada para napi wanita tersebut agar mereka dapat hidup mandiri setelah kembali ke masyarakat nanti, diantaranya adalah membuat 'Batik Girl'. Lusia bahkan turun langsung dalam memberikan pelatihan menghias boneka dan dibantu oleh beberapa orang rekrutannya. Untuk bonekanya sendiri masih impor dari Cina, sedangkan para napi hanya menambahkan kain batik sebagai pakaiannya dan mendandaninya sekreatif mungkin.
Setiap baju batik boneka hasil kerajinan para napi dihargai Rp. 10.000, dan boneka setelah jadi dihargai Rp. 100.000 - Rp. 150.000.
Lusia juga berencana untuk membagikan 10.000 boneka-boneka cantik tersebut kepada para penderita kanker dan penyandang HIV/Aids di sepuluh negara anggota ASEAN pada tahun 2017 nanti sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Lusia juga berencana untuk membagikan 10.000 boneka-boneka cantik tersebut kepada para penderita kanker dan penyandang HIV/Aids di sepuluh negara anggota ASEAN pada tahun 2017 nanti sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
