Wewe gombel adalah sosok makhluk astral yang dipercaya oleh masyarakat mempunyai ciri dengan payudara yang besar dan panjang. Makhluk dari alam gaib ini lebih menyukai anak kecil. Dulu, apabila ada anak yang hilang di suatu kampung, bisa dipastikan anak tersebut diculik oleh wewe gombel.
Jika dulu masyarakat dibuat resah oleh wewe gombel, namun tidak untuk sekarang ini. Sebuah sanggar batik di kota Semarang menghadirkan sosok wewe gombel ini ke dalam selembar kain batik yang ternyata mampu membuat kagum wisatawan asing.
Motif batik wewe gombel hanyalah salah satu motif yang dikembangkan di Sanggar Batik Semarang 16 yang diadaptasi dari cerita rakyat setempat. Keunikan motif yang buat menjadikan batik ini dikenal dengan Batik Semarangan.
Ada lebih dari 200 motif batik yang berhasil dilahirkan di Sanggar Batik Semarang 16 yang kesemuanya telah didaftarkan di HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Motif-motif yang tercipta menggambarkan kota Semarang Motif tersebut terbagi dalam lima kategori, yaitu :
- Ikon Semarang, menampilkan motif batik Tugu Muda, Lawang Sewu, Gereja Blenduk, Blekok Srondol, Asem, dan Jembatan Mberok.
- Sejarah Semarang, menampilkan dari motif batik Marabunta, dan Cheng Ho.
- Kuliner, menampilkan motif batik Lumpia, Tahu Gimbal, dan Mie Kocok.
- Flora dan Fauna, menampilkan motif batik Merak Njeprak, Merak Mlerok, Cattleya, dan Latar Asem.
- Kombinasi Klasik Kontemporer, menampilkan motif batik Parang Tugu Muda, Ceplok Cattleya, dan Sido Roning Asem, .
Setiap pengunjung yang datang ke Sanggar Batik Semarang 16 tak langsung disuguhi kain yang sudah jadi. Mereka terlebih dahulu akan dibawa berkeliling untuk melihat proses yang dilalui seperti menenun kain secara manual, membuat sket motif secara manual, mencanting/ melukis motif dengan lilin, hingga proses pewarnaan sampai akhirnya menjadi kain batik yang telah selesai sepenuhnya.